Dr. H. Susetyo Soewarno, SP KO, terapis akupuntur ASI RS Jakarta menjelaskan bahwa terganggunya fungsi prolaktin dan oksitosin merupakan penyebab ASI tidak lancar. Kalau prolaktin berfungsi sedang oksitosin tidak, akan menyebabkan mastitis atau payudara membengkak. Sebaliknya jika oksitosin berfungsi sedangkan prolaktin tidak, maka produksi ASI akan sangat sedikit.
Terapi dilakukan seperti akupuntur pada umumnya yaitu dengan menusukkan jarum di area payudara. Perbedaannya ada pada jenis jarum dan tusukannya. Tusukannya hanya sebatas di bawah kulit saja. Sehingga tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali.
Untuk persoalan kurangnya ASI, biasanya area yang diterapi akupuntur bukan tepat di payudara, namun beberapa sentimeter di atas payudara. Selanjutnya di area tersebut akan ditempelkan sebuah alat getar dengan gelombang radio frekuensi yang dihantarkan melalui jarum tadi. Inilah yang digunakan untuk merangsang prolaktin
Terapinya bisa dilakukan 2-3 kali seminggu. Untuk perawatan lanjutan dan mempertahankan produksi ASI hanya dibutuhkan 4-5 kali terapi lagi. Hasilnya juga cepat, jika awalnya ibu cuma menghasilkan 40cc ASI, setelah terapi bisa menghasilkan 160-200cc ASI dengan kualitas ASI yang prima. Bahkan ada ibu yang bisa mendonorkan ASInya saking banyaknya ASI yang diproduksinya.
Kalau masalahnya ada pada payudara yang membengkak karena ASI tidak keluar, hanya dibutuhkan 1-2 kali terapi saja. Sekeliling payudara akan diterapi akupuntur secara melingkar di titik-titik yang dapat merangsang oksitosin. Jadi jangan berpikir puting susu dan buah dada yang akan ditusuk. “Yang diterapi akupuntur adalah area luar payudara, justru menusuk puting susu tidak boleh dilakukan. Bisa infeksi.”
hal 6

Lokasi
tingkat 3

Lokasi
Catatan
- Cukup Tekan Titik ini 60 detik hingga 90 detik
- Ulangi 2 hingga 3 kali sehari